Batara Guru |
Batara Guru sebenarnya adalah adik dari Semar Badranaya (Batara Ismaya). Namun karena Semar ditugaskan untuk turun ke bumi dan mendampingi para ksatria untuk tetap di jalan yang benar, Semar bersikap seperti tidak punya hubungan apa-apa namun hanya sebagai manusia biasa jika bertemu dengan Batara Guru dan dilihat oleh orang tokoh lainnya. Namun jika Batara Guru dan Semar hanya berdua, Batara Guru memanggil "kakang" (baca=kakak) kepada Semar. Nama lain dari Batara Guru adalah Manikmaya.
Batara Guru adalah bungsu Sanghyang Tunggal. Semar atau Ismaya dan Togog atau Antaga adalah kakak dari Batara Guru. Batara Guru adalah dewa yang merajai 3 alam yaitu, alam Sawarga Maniloka, alam Madyapada, dan alam Marcapada (Dunia). Konsep Dewa dalam pewayangan sunda yang pada dasarnya berbasis agama Islam karena dahulu dipakai para wali untuk menyebarkan agama Islam, berbeda dengan konsep dewa pada pewayangan yang berbasiskan hindu layaknya kebudayaan aslin dari cerita-cerita yang diadopsi wayang dari epos mahabrta ataupun ramayana.
Wayang di Indonesia, wayang sunda pada khususnya (baca=wayang golek) dengan konsep dewa bukan Tuhan melainkan sama seperti manusia bisa mempunyai salah dan tidak selalu benar. Bahkan terkadang dewa memerlukan bantuan manusia untuk membereskan perkara yang terjadi. Dewa hanya berperan sebagai pengatur keseimbangan bumi dan langit. Oleh karena itu Dewa mempunyai tugas yang berbeda-beda dan ditempatkan di tempat yang berbeda. Begitu pun Batara Guru yang merajai tiga alam ini tidak selamanya benar. Dengan dibantu oleh patihnya Resi Narada, Batara Guru kerap kali membuat kesalahan dan sering diingatkan oleh patihnya. Bahkan Semar pun sering kali datang ke sawarga untuk mengingatkan Batara Guru jika adiknya ini membuat kesalahan.