Minggu, 22 Januari 2012

Untuk Bapakku dan Bapak Bangsa Indonesia



Padahal tidak hidup di zaman beliau. Padahal tidak pernah bertatap muka secara langsung dengan beliau. Tapi kenapa ketika membaca cerita tentang beliau, melihat potret dan gambar beliau, mendengar suara beliau berpidato dari rekaman-rekaman zaman dulu, melihat video beliau berpidato, ada getaran hati tersendiri. Entah apakah ini rasa rindu, sedih, bangga, senang, takjub, terkesan, dan rasa lainnya bercampur aduk menjadi satu. Padahal hal ini tak terjadi jika yang kubaca, kulihat, kudengar itu adalah tokoh pemimpin lain. Memang ini bukan sekedar aku terdoktrin dari cerita-cerita ini, tapi kurang lebih aku sedikit tahu fakta sebenarnya memang begitu. Karena aku punya saksi hidup sejarah yang sekarang berada di rumahku sendiri. Ya.. beliau lah bapakku yang terlahir tahun 1942 ketika Jepang sedang menjajah Indonesia. 

Sedikit banyak ketika berusia sekolah dasar bapak tau dan sedikit mengerti apa yang terjadi di negara ini. Dan terhitung dari tahun 1942 kelahiran bapak, hingga tahun 1970 saat Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia meninggal, bapakku sudah berusia 28 tahun. Sejak bapakku mulai paham dan mengerti apa yang terjadi di tanah air ini hingga usia 28 tahun tersebut, bapak telah banyak mengetahui berbagai hal tentang almarhum Presiden kita yang pertama dan banyak fakta yang terjadi saat itu namun tak diketahui banyak orang. Aku bangga memiliki bapakku. Walaupun dengan keterbatasan yang dimilikinya, bapak telah sukses memberikan berbagai ilmu-ilmunya kepadaku. Walaupun ku yakin bapak belum memberikan semua ilmunya karena memang kondisinya yang tak memungkinkan. Tapi itu tak mengurangi rasa banggaku padanya.

Layaknya aku bangga pada sosok Bung Karno sebagai bapak bagi bangsa Indonesia, aku pun bangga terhadap bapakku. Kalian berdua sosok bapak yang bisa mendidikku. Ya.. Bung Karno mendidikku dengan sejarah yang beliau buat. Dan bapakku mendidikku dengan berbagai pengalaman, cerita, nasihat dan ilmunya. I'm proud to be my father's son, and i'm proud to be Bung Karno's Indonesian children.

Ku dedikasikan untuk Bapak Bangsa Indonesia. Kami putra-putri Indonesia merindukanmu Bapak.

Bung Karno memegang tongkat yang selalu dibawanya
Bung Karno dengan kacamata hitamnya

Terlihat Bapak yang semakin menua dengan keriput di wajahnya namun tetap memancarkan auranya
Foto terakhir Bapak yang diambil secara diam diam oleh Guruh Soekarno Putra di hari-hari terkahirnya sebelum ajal menjemput. Beliau sedang menjadi tahanan rumah dan menderita sakit keras,


Dan kudedikasikan untuk Bapaku tercinta, Odang Rosdiana. Bapak, jangan dulu tinggalkan aku pak. Tetaplah disampingku untuk memberikanku ilmu tentang menjalani kehidupan ini. Ya Allah.. berikanlah umur yang panjang pada Bapak. Berikanlah kesehatan pada Bapak, dan berikanlah rahmat yang berilmpah dari-Mu pada Bapak. Jangan ambil dulu Bapak seperti Engkau telah mengambi Bapak Bangsaku terlebih dahulu sebelum aku lahir di dunia ini. Hanya kepada-Mu lah hamba memohon dan meminta. Hanya kepada-Mu lah aku berlindung. Semoga Engkau mengabulkan do'a ku ini. Amiiinn...

Foto Bapakku yang kuambil untu membuat KTPnya. Dan ini adalah satu-satunya foto close up Bapak yang pernah kuambil dengan kamera hpku. Aku ingin mengumpulkan foto Bapak sebanyak-banyaknya.

Dan terakhir ini didedikasikan untuk seluruh Bapak dan calon Bapak di seluruh dunia. Semoga jadi Bapak yang terbaik bagi anak-anaknya dan bagi bangsanya. Amiiinn...


Dengan hormat,  




Ttd           


Anandamu Tercinta 



Ari jelema kiwari mikir na kumaha ??!!

Ieu judul postingan teh moal kapanggih naon maksudna lamun teu dibaca nepi ka tamat. Matakna maca na nepi ka tamat nya. Saacan na kuring re...