Minggu, 12 Februari 2012

Wayang Golek - Batara Guru

Batara Guru


Batara Guru sebenarnya adalah adik dari Semar Badranaya (Batara Ismaya). Namun karena Semar ditugaskan untuk turun ke bumi dan mendampingi para ksatria untuk tetap di jalan yang benar, Semar bersikap seperti tidak punya hubungan apa-apa namun hanya sebagai manusia biasa jika bertemu dengan Batara Guru dan dilihat oleh orang tokoh lainnya. Namun jika Batara Guru dan Semar hanya berdua, Batara Guru memanggil "kakang" (baca=kakak) kepada Semar. Nama lain dari Batara Guru adalah Manikmaya.
 
Batara Guru adalah bungsu Sanghyang Tunggal. Semar atau Ismaya dan Togog atau Antaga adalah kakak dari Batara Guru. Batara Guru adalah dewa yang merajai 3 alam yaitu, alam Sawarga Maniloka, alam Madyapada, dan alam Marcapada (Dunia). Konsep Dewa dalam pewayangan sunda yang pada dasarnya berbasis agama Islam karena dahulu dipakai para wali untuk menyebarkan agama Islam, berbeda dengan konsep dewa pada pewayangan yang berbasiskan hindu layaknya kebudayaan aslin dari cerita-cerita yang diadopsi wayang dari epos mahabrta ataupun ramayana.

Wayang di Indonesia, wayang sunda pada khususnya (baca=wayang golek) dengan konsep dewa bukan Tuhan melainkan sama seperti manusia bisa mempunyai salah dan tidak selalu benar. Bahkan terkadang dewa memerlukan bantuan manusia untuk membereskan perkara yang terjadi. Dewa hanya berperan sebagai pengatur keseimbangan bumi dan langit. Oleh karena itu Dewa mempunyai tugas yang berbeda-beda dan ditempatkan di tempat yang berbeda. Begitu pun Batara Guru yang merajai tiga alam ini tidak selamanya benar. Dengan dibantu oleh patihnya Resi Narada, Batara Guru kerap kali membuat kesalahan dan sering diingatkan oleh patihnya. Bahkan Semar pun sering kali datang ke sawarga untuk mengingatkan Batara Guru jika adiknya ini membuat kesalahan.

Wayang Golek - Gareng

Gareng


Gareng adalah anak bungsu Semar dan Sutiragen. Kakaknya yang pertama Cepot dan yang kedua Dawala. Gareng biasanya tidak pernah ikut kedua kakaknya pergi. Dia lebih sering di rumah bersama ibunya. Sedangkan kedua kakanya selalu ikut bersama ayahnya pergi bersama para "dunungan" (baca=majikan) dari kerajaan. Dalam pewayangan jawa Gareng adalah anak pertama, namun dalam pewayangan sunda Gareng adalah ank bungsu.

Gaya bicara Gareng terkesan kasar dan kurang sopan. Dia sering mengeluarkan kata-kata kasar. Hal ini dikarenakan dia adalah anak bungsu dan lebih manja dibandingkan kakak-kakaknya. Namun dia tetap jenaka seperti halnya para punakawan lainnya. Dia pun selalu membela kebenaran dan memberikan petuah kepada semua orang.

Wayang Golek - Dawala

Dawala


Dawala adalah adik cepot dan kakak dari gareng. Dawala merupakan anak kedua dari Semar Badranaya dan Sutiragen. Dengan ciri khas berhidung panjang Dawala selalu setia menemani kakaknya kemana pun pergi. Dalam pewayangan jawa Dawala bernama Petruk.

Dawala mempunyai sifat yang lebih bijak dari pada kakaknya, cepot. Dia tidak mudah marah dan senantiasa menjadi peredam bila kakaknya marah. Namun dia tidak akan segan untuk membela kakaknya jikalau itu untuk membela kebenaran. Layaknya kakak dan adik, Cepot dan Dawala pun sering kali bertengkar karena perbedaan pendapat. Namun, mereka pada akhirnya rukun kembali setelah menyadari kesalahan masaing-masing. Semar, Cepot dan Dawala sering berdiskusi tentang segala hal yang terjadi di sekitarnya. Memang sudah sifatnya dari para punakawan mempunyai sifat jenaka namun selalu memberi petuah kepada setiap orang.

Ari jelema kiwari mikir na kumaha ??!!

Ieu judul postingan teh moal kapanggih naon maksudna lamun teu dibaca nepi ka tamat. Matakna maca na nepi ka tamat nya. Saacan na kuring re...