Jumat, 17 Februari 2012

Buku yang Tetap Tersimpan

Hujan begitu derasnya di luar sana. Aku duduk di atas tempat tidurku hanya bisa membaca buku dan membaca buku. Tumpukan buku itu menemaniku di kamar ini. Aku senang melihat begitu banyak buku dan itu menandakan aku bisa membaca kapan pun aku mau dengan buku-buku yang begitu banyak. Ya.. aku sangat suka membaca. Aku pun sangat suka menulis.

Ku ambil satu buku dan ku mulai membacanya. Tak lupa aku mainkan lagu-lagu di komputer ku untuk menemani ku membaca. Lagu-lagu yang bisa menambah suasana menjadi lebih tenang saat aku membaca. Hidup itu emang harus dinikmati bukan? Ya.. aku menikmati hidupku dan ini adalah salah satu caraku menikmati hidup ini.

Kulihat ke ujung tumpukan buku di atas tempat tidurku, ada sebuah buku berwarna merah muda dengan gambar boneka beruang berwarna cokelat di sampulnya. Hey.. Buku itu.. Buku itu.. Ah, ternyata masih ada. Ku bangkit dari posisiku yang duduk selonjoran dan meraih buku itu. Entah perasaan apa yang ku rasakan. Senang, sedih, marah, rindu, semua bercampur aduk. Ku pegang dan ku lihat sejenak sebelum membukanya.




Ku mulai membuka buku itu dengan perlahan. Aku terhenti, dan tersenyum namun kurasakan ada sesuatu yang membuat ulu hati ku sesak. Di balik sampul buku itu terdapat dua foto yang di tempel berdekatan. Foto dua orang yang berbeda. Dan aku tahu foto yang berukuran lebih kecil itu adalah foto diriku ketika aku masih duduk di bangku smp. Lalu foto yang berukuran lebih besar ini adalah... Hm.. ya, itu adalah dia.

Lembar pertama dari buku itu adalah sebuah kertas pembatas berwarna kuning seperti warna balik sampul yang tertempel foto itu. Di situ ku temukan tulisan tangan yang aku pun mengenalnya dan telah lama aku tak melihat tulisah itu lagi. Tulisan yang begitu indah yang ditulis dengan sedikit stilisasi. Ada 4 kata yang tertulis di situ. Yang pertama kuingat itu adalah sebuah nama yang diambil dari buah nama yang digabungkan. Ya.. aku ingat nama ini. Kata kedua adalah sebuah bahasa Inggris dari buku. Kata ketiga, hmm... Apa ya ini, seperti sebuah nama planet. Ya ini adalah nama planet kedua di tata surya kita. Tapi apa hubungannya dengan aku, dia dan buku ini ya? Oh ya... aku ingat nama itu adalah nama yang dia ambil bersama teman-temannya untuk menamai kelompok mereka. Hahaha..


Lalu kata terakhir. Hm.. hanya terdiri dari dua huruf. Aku tahu ini adalah sebuah panggilan dariku. Panggilan untuk siapa? Tak usah ku beritahu. Kau tentu bisa menebaknya. Ku buka lagi lembaran selanjutnya. Aku terhenti kembali. Ku temukan sebuah tulisan lagi. Kau tahu apa? ku kira ini seperti sebuah biodata. Namun, ketika aku membacanya aku hanya bisa tertawa kawan. Mengapa? Karena hal ini memang lucu. Sepertinya memang biasa namun bagiku ini memang lucu dan sedikit memberikan sebuah nostalgia. Hm.. aku rindu orang yang menulisnya. Lagi-lagi ku temukan dua huruf yang menjadi sebuah panggilan di halaman ini. Ku buka halaman demi halaman, lalu aku terhenti di sebuah halaman yang di dalamnya tertulis sebuah puisi. Ya sebuah puisi yang membuatku kembali teringat masa-masa itu. "Jangan Pernah Tinggalkan Aku" itu adalah baris pertama yang tertulis.

Indah hari bila bersamamu
dan bila ku di sampingmu
yang selalu berikan bahagia

Hanya kaulah yang selalu ku dambakan
dan selalu ku impikan
Di Dalam hidupku kau sangat berarti
Jangan pernah tinggalkan aku
Karena kau sangat mencintaiku
Karena aku yang jadi milikmu
Kaulah...

Re_

Kembali ku lihat dua huruf yang merupakan panggilan itu. Ya aku biasa memanggilnya dengan panggilan itu. Dia menuliskan panggilannya di buku ini. Dan aku sangat merindukannya. Pikiran ku tiba-tiba melayang ke masa-masa itu. Di saat dia tertawa, di saat dia menangis, di saat dia bersenda gurau. Aku teringat bagaimana cara dia berbicara, manja nya dia ketika itu. Oh sungguh aku merindukannya. Ya.. aku sangat merindukannya. Kau yang jauh di sana, apakah kau pun merasakan hal yang sama?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ari jelema kiwari mikir na kumaha ??!!

Ieu judul postingan teh moal kapanggih naon maksudna lamun teu dibaca nepi ka tamat. Matakna maca na nepi ka tamat nya. Saacan na kuring re...